Banjarbaru – Semangat baru dalam dunia sastra untuk  membentuk generasi penerus mulai muncul di Kota Banjarbaru. Unik dan menarik, pertama kalinya dilaksanakan lomba baca puisi bertema romantis “Puisi Adalah Kita Adalah Puisi” digelar di Balai Kuta Cafe Jalan R.P Soeparto Mentaos, pada Sabtu (13/9/2025).

Banyak kalangan muda pecinta sastra mengikuti lomba baca puisi, ajang ini tidak hanya sekedar sebuah lomba tetapi juga menjadi ajang pernyataan pendapat tentang dunia sastra.

Pencetus kegiatan sekaligus sastrawan lokal, Ali Syamsudin Arsi, atau yang akrab disapa Bung Asa, mengatakan bahwa event ini diharapkan dapat menjadi pemantik kebangkitan literasi di ruang-ruang publik Kota Banjarbaru.

“Ini adalah permulaan. Mungkin ke depan kita akan mengadakan lagi. Harapannya, kafe-kafe lain juga ikut melaksanakan kegiatan serupa. Jadi, selain untuk bersantai, kafe juga bisa menjadi ruang literasi.” Ungkapnya

Pada malam itu, bung asa mengapresiasi kepada para peserta atas antusiasme mereka mengikuti lomba baca puisi.

Menurutnya, suasana yang nyaman dan intim di kafe membuat para pembaca puisi dapat mengekspresikan karyanya penuh perasaan.

“Kegiatan ini diharapkan terus berlanjut agar Banjarbaru tetap punya ruang bagi kegiatan sastra,” tambahnya.

Sebagai sebuah bentuk komitmen untuk pengembangan dalam dunia sastra, Bung Asa ingin mengadakan kegiatan workshop sebelum menyelenggarakan lomba yang akan datang.

“Peserta akan dibekali pembelajaran menulis dan membaca puisi yang benar, mulai dari intonasi, diksi, hingga narasi. Jadi saat lomba, mereka tampil lebih siap dan berharap dengan konsistensi dari dukungan dari semua pihak, bukan tidak mungkin suatu saat nanti lomba baca puisi di Banjarbaru dapat menggaung hingga ke tingkat nasional, bahkan internasional.” tegasnya

Dukungan juga datang dari Ketua Harian Dewan Kesenian Kota Banjarbaru, Ahmad Yani Makkie. Ia mengapresiasi inisiatif yang menggabungkan suasana kafe dengan dunia literasi.

“Semangat inilah yang perlu kita pelihara agar Banjarbaru selalu memiliki wadah bagi seni dan sastra. Suasana kafe bisa menjadi pilihan. Selain untuk santai, tapi literasi tetap jalan.” ujarnya

Yani Makkie menilai, lomba baca puisi romantis di kafe bisa menjadi alternatif ruang ekspresi bagi anak-anak muda di kota berjuluk Idaman ini.

“Ke depan, kami berharap semakin banyak kafe di Banjarbaru yang membuka ruang untuk kegiatan literasi seperti ini, menjadikannya bagian dari identitas budaya kota.” tutupnya. (JMS)

Share.
Leave A Reply