Banjarmasin, (13/09/2025) – Perkembangan teknologi Kecerdasan Artifisial (KA) membawa peluang besar sekaligus tantangan baru bagi dunia pendidikan. Guru, sebagai garda terdepan perlu mendapat dukungan dan ruang untuk mengenal dan mengeksplorasi potensi KA dalam mendukung proses belajar mengajar. Atas dasar itu, MAFINDO Kalsel resmi melaksanakan “Kelas Kecerdasan Artifisial – AI Goes To School”, sebuah program unggulan dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) yang bertujuan untuk mendampingi 10.000 guru di Indonesia di 40 kota selama 18 bulan. Program ini didukung oleh mitra strategis seperti Google.org, AVPN, dan Asian Development Bank (ADB), serta bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal untuk memastikan implementasi yang efektif di setiap wilayah.

Dengan menggandeng FISIP ULM, MAFINDO Kalsel menggelar kegiatan di Gedung FISIP ULM Banjarmasin pada Sabtu (13/9). Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen bersama untuk memperkuat kapasitas guru dalam menghadapi era digital. Sebanyak 75 orang guru dari berbagai jenjang di Kota Banjarmasin dan sekitarnya, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan (SMA/SMK), hadir sebagai peserta dalam kegiatan ini. Kehadiran Tim Program MAFINDO bersama Dekan dan Dosen FISIP ULM turut memberikan dukungan terhadap terselenggaranya acara tersebut.
Sarwani, S.Sos., M.Med.Kom. yang hadir mewakili Korwil MAFINDO Kalsel menegaskan pentingnya peran guru dalam menyikapi perkembangan teknologi. “Tujuan dari program ini adalah agar para guru mampu menerima sekaligus memanfaatkan teknologi secara bijak, karena di balik potensi positifnya, teknologi juga dapat membawa dampak negatif,” ujarnya dalam sambutan.
Pada kesempatan yang sama, Ia juga menyampaikan informasi mengenai perubahan nama MAFINDO Banjarmasin menjadi MAFINDO Kalsel.
Melalui pelatihan ini, para guru tidak hanya diajak untuk memahami dasar-dasar teknologi Kecerdasan Artifisial (KA), tetapi juga diperkenalkan pada berbagai aspek penting dalam penerapannya. Materi yang diberikan mencakup etika pemanfaatan KA, keterampilan manajemen prompt, penggunaan KA untuk pembelajaran kreatif dan interaktif, pengelolaan kelas yang efektif, serta peningkatan kinerja dan administrasi sekolah. Dengan cakupan materi yang beragam tersebut, guru diharapkan mampu melihat KA bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai alat bantu yang dapat memperkaya praktik mengajar sehari-hari.

Bagi Andi, salah seorang peserta, kelas ini bukan sekadar pelatihan, melainkan titik balik dalam memahami teknologi. “Kelas Kecerdasan Artifisial ini memberikan perubahan secara nyata dalam pandangan saya terhadap AI, banyak pelajaran yang bisa saya ambil, dan dapat saya terapkan ke anak didik saya terkait dengan teknologi AI. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang cerdas,” ungkap guru SMAN 7 Banjarmasin tersebut.
Sementara itu, Nisa, guru SMKN 4 Banjarmasin, melihat pengalaman ini sebagai bekal strategis untuk masa depan pendidik. “Setelah mengikuti kegiatan ini, saya berpikir bahwa AI sangatlah penting untuk membantu seorang guru dalam mengajar. Selain itu, saya juga mendapatkan pengetahuan tentang penggunaan AI secara bijak yang juga akan saya ajarkan ke anak didik saya,” ucapnya.
Kegiatan berjalan dalam suasana interaktif dengan antusiasme tinggi. Para guru terlibat aktif melalui sesi tanya jawab dan diskusi bersama narasumber, sementara pembagian doorprize bagi peserta yang paling aktif semakin menambah semarak sekaligus kehangatan pelatihan. (ISL)
