Jakarta – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menghadiri sidang perdana kasus dugaan korupsi yang melibatkan mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Kamis (6/3/2025). Kehadiran Anies mencuri perhatian publik, sekaligus menunjukkan dukungannya kepada kolega yang kini tengah menghadapi proses hukum.
Dalam pernyataannya di depan para awak media, Anies menekankan pentingnya transparansi dan keadilan dalam proses hukum, sembari berharap bahwa majelis hakim mampu bertindak obyektif. "Saya hadir sebagai seorang sahabat, untuk mendukung proses hukum yang berjalan. Harapan saya adalah majelis hakim memutuskan berdasarkan prinsip keadilan, transparansi, dan kebenaran," ujar Anies saat tiba di lokasi.
Kasus Dugaan Korupsi Tom Lembong
Kasus ini melibatkan dugaan penyalahgunaan wewenang terkait impor gula pada periode 2015-2016, yang dituduh menyebabkan kerugian negara hingga mencapai Rp578 miliar. Thomas Lembong, yang sebelumnya dikenal sebagai figur yang mendukung transparansi ekonomi, kini menghadapi dakwaan serius yang berpotensi memengaruhi reputasinya.
Anies juga terlihat berbincang dengan keluarga Lembong, termasuk istrinya, Franciska Wihardja, sebelum sidang dimulai. "Saya datang untuk memberikan dukungan moral dan menunjukkan rasa solidaritas kepada keluarga. Semoga proses ini berjalan lancar," imbuh Anies.
Reaksi Publik dan Harapan
Kehadiran Anies dalam sidang ini menuai berbagai reaksi dari publik dan pengamat politik. Beberapa menilai langkah tersebut sebagai bentuk solidaritas personal, sementara yang lain memandangnya sebagai pesan penting mengenai penghormatan pada sistem peradilan. Tak sedikit pula yang menganggap bahwa kehadiran Anies dapat menambah sorotan terhadap pentingnya penanganan kasus korupsi secara adil dan profesional.
Anies menegaskan bahwa kehadirannya tidak untuk mencampuri proses hukum, melainkan sebagai wujud penghormatan kepada pengadilan. "Saya percaya, negara ini memiliki sistem hukum yang kuat dan berintegritas. Semoga kebenaran dan keadilan dapat ditegakkan," tuturnya.
Tantangan Peradilan
Kasus ini tidak hanya menjadi ujian bagi Tom Lembong, tetapi juga bagi sistem hukum Indonesia dalam menangani kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi. Pengamat hukum, Aditya Permana, menyebut bahwa kasus ini menjadi kesempatan bagi peradilan Indonesia untuk menunjukkan komitmennya dalam memberantas korupsi. "Objektivitas dan transparansi adalah kunci. Bila prosesnya berjalan adil, ini akan menjadi tonggak penting dalam pemberantasan korupsi," ujarnya. (AJ/RSN)