Jakarta – Kejaksaan Agung (Kejagung) terus mendalami skandal dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang yang melibatkan kerugian negara hingga triliunan rupiah. Salah satu saksi yang menarik perhatian publik dalam kasus ini adalah Fitra Eri Purwotomo, mantan pembalap profesional yang kini lebih dikenal sebagai influencer di dunia otomotif.
Pemeriksaan Fitra Eri dilakukan pada Rabu, 5 Maret 2025, bersama tujuh saksi lainnya di Gedung Bundar, Kejaksaan Agung. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum), Harli Siregar, menjelaskan bahwa Fitra diperiksa untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi berkas perkara. "Saudara Fitra dimintai keterangan terkait kapasitasnya sebagai ahli di bidang otomotif, khususnya mengenai bahan bakar minyak (BBM) dan relevansinya terhadap mesin kendaraan," jelas Harli dalam konferensi pers.
Meski baru sebatas saksi, kehadiran Fitra Eri di panggung penyelidikan ini memunculkan berbagai spekulasi di kalangan publik. Dalam pernyataan singkatnya kepada media, Fitra menegaskan bahwa ia tidak memiliki hubungan langsung dengan para tersangka utama kasus ini. "Saya hadir untuk memenuhi panggilan hukum. Keterangan yang saya berikan sepenuhnya berbasis pengetahuan teknis saya sebagai seorang yang memahami dunia otomotif dan BBM," ungkapnya.
Kasus ini berfokus pada dugaan penyimpangan dalam pengelolaan minyak mentah dan produk kilang yang melibatkan sembilan tersangka, di antaranya sejumlah petinggi sub-holding PT Pertamina dan pihak swasta. Penyelidikan yang mencakup periode 2018 hingga 2023 ini mengungkap sejumlah praktik yang diduga melanggar prosedur dan regulasi, sehingga mengakibatkan potensi kerugian yang sangat besar bagi negara.
Berbagai pihak mendesak Kejagung untuk bersikap transparan dan mempercepat proses penyelidikan, mengingat kasus ini menyentuh sektor strategis yang sangat memengaruhi perekonomian nasional. Masyarakat pun berharap bahwa semua pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung, dapat dimintai pertanggungjawaban secara hukum.
Pemeriksaan ini juga mengingatkan pada pentingnya pengawasan ketat di sektor energi. Pengamat hukum, Andi Wijaya, menilai bahwa kasus ini menjadi ujian besar bagi aparat penegak hukum dalam membuktikan komitmennya memberantas korupsi di sektor publik. "Kita menunggu bagaimana Kejagung memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam kasus ini. Tidak hanya untuk keadilan, tapi juga untuk menjaga kepercayaan publik," ujar Andi.
Fitra Eri, meski berada di tengah pusaran kasus besar ini, tampaknya tetap menjaga profesionalisme dan integritasnya. Pemeriksaan ini disebut-sebut hanya langkah awal dari rangkaian panjang penyelidikan yang akan terus berlangsung. Kejagung dijadwalkan akan memanggil lebih banyak saksi untuk menggali informasi terkait alur tata kelola minyak yang menjadi inti persoalan.
Dengan semakin banyaknya fakta dan nama yang muncul ke permukaan, publik kini menanti hasil dari langkah-langkah hukum yang diambil oleh Kejaksaan Agung. Kasus ini menjadi gambaran betapa pentingnya perbaikan tata kelola di sektor energi yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.(AJ/RSN)